Hanya sekedar membahas hubungan antara warna mata dan mental.
Pada zaman dahulu kala, kita mengadakan sabung ayam dengan mengunakan ayam lokal, ayam lokal ini sekarang disebut dengan ayam kampung.
Kebanyakan ayam lokal memiliki jenis mata kehitaman, dan pada tahun 60-an masuklah ayam import dari Bangkok, Thailand.
Ayam bangkok ini rata – rata memiliki mata bercak merah dan tidak kotor kehitaman seperti halnya ayam kampung. Seiring berjalannya waktu, terbukti ayam bangkok memiliki mental yang lebih baik daripada ayam kampung.Ketika ayam bangkok tersebut di cross breed dengan ayam lokal yang berwarna hitam, kebanyakan keturunannya juga berwarna hitam, ciri mata ini yang menjadi dasar patokan para penggemar bahwa ayam bangkok tersebut merupakan keturunan hasil persilangan antara ayam bangkok dan ayam lokal, dan tentu saja mentalnya tak sebagus mental ayam bangkok hasil import.
Jadi, ciri mata ayam kehitaman sebenarnya hanya dijadikan sebagai penanda bahwa ayam tersebut sudah merupakan keturunan dengan ayam lokal, bukan ayam bangkok asli biasanya ayam dgn ciri mata seperti ini memiliki pukulan yang cepat cocok dengan karakter ayam lokalindonesia dan sayangnya, ayam lokal tidak bisa menyamai kekuatan mental ayam bangkok import.
Keselarasan dan harmonis adalah prinsip dasar katuranggan dari mulai jengger sampai kuku kaki semua harus mencerminkan keserasian fisik dan bulu leher harus sama dengan bulu punggung, sayap yang ada selap putih, harus seimbang kiri dan kanan. Termasuk juga didalamnya warna mata dan wujud proporsi badan secara keseluruhan.Ini baru ditinjau dari keadaan fisik yang kasat mata, seekor ayam laga yang baik, selain harus punya fisik yg bagus dan serasi, wajib pula memiliki karakter dan mental tarung yang baik.
Kalau sudah punya ayam dengan katuranggan dan karakter yang baik, apakah menjamin kemenangan..? sama sekali tidak.
Kemenangan adalah hal yang berbeda. Untuk meraihnya harus melibatkan faktor – faktor lain seperti rawatan, tandingan, bebotoh dan keberuntungan. Tidak mungkin kita meraih kemenangan hanya berdasar katuranggan saja, lain orang, lain daerah, maka lain kepercayaan dan lain pula keyakinannya. Kepercayaan katuranggan itu datang dari pernyataan turun temurun, tidak ada bukunya yang secara pasti dijabarkan dengan jelas sebab akibatnya secara ilmiah. Jadi tergantung pada siapa yg mengajarkannya, Bisa jadi ilmu katuranggan yang bisa berbeda dengan katuranggan ayam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar